Prologue Suatu Masa Yang Bakal Indah – Sekiranya SMART Tunnel Menjalankan Kewajipannya Dengan Sempurna Agar Jalan Kota Tidak Seperti Tangki Pembentungan Indah Water Dan Pak Lah Bertegas Menderhaka

Aku menciumi belakang tengkuk Yummy Baby. Dia geli-geleman. Lipstick di tangannya masih dalam keadaan bertutup dan dia masih gagal mengenhancekan bibirnya.

“Yang, I have to work!” protesnya dengan manja.

“Do you know what is better than work? Me eating you out to your heart’s content,” jawabku dalam bahasa orang kampungku.

Dia mengeluh dan mengucup bibirku. Kemudian dia mengeluh lagi. Kemudian, dengan pantas dia mengucup bibirku lagi dengan penuh berahi.

“Can I ask you something in your lingua franca?” tanyaku.

Dia hanya mampu mengangguk, sambil menarik nafas panjang.

“Adakah kelembapan anda berada pada tahap yang tinggi kini?”

Dia hanya mampu memberikan aku satu jelingan yang amat naughty.